Membaca Novel Supernova gw bikin binun, secara keseluruhan novel ini
bagus, nagih, dan unik, kalo boleh menilai maka gw kasih empat bintang
hehehe... tapi kalo kata Mas Rasyid (Dosen Bahasa Indonesia Akademik
gw), ini adalah contoh novel yang menggunakan kalimat tidak efektif;
kalimat yang menggunakan komposisi bahasa tidak dimengerti masyarakat
awam.
Anda mungkin binun juga kalau membaca novel ini; jadi sebenarnya siapa yang nyata dalam novel ini, Dhimas & Ruben atau Ferre, Rana & Diva (Sang Supernova)? Tujuan menulis blog ini adalah menyumbangkan opini saya. Tolong dikoreksi jika salah.
Untuk mengerti “Siapa yang nyata?” harus membaca novel Dunia Sophie (Sophie’s World) karangan Jostein Gaarder. Dalam novel ini tokoh utamanya adalah Sophie pada akhirnya ia sadar bahwa ia bukanlah manusia nyata tetapi sebuah pikiran di dalam seorang yang nyata (Mayor). Novel karangan Dee ini mirip sekali dengan Dunia Sophie dengan menggabungkan fiksi dan Sains dan sebuah pertanyaan pada saat selesai membaca, “Siapakah yang nyata?” Memancing kita pembacanya bertanya “kalau begitu apakah kita juga nyata?”
Sesudah saya membaca Supernova ada 3 kemungkinan tentang “siapa yang nyata?” Pertama, yang nyata adalah Dhimas dan Ruben. Yang tidak nyata adalah Ferre, Rana dan Diva. Kedua, yang nyata adalah Ferre, Rana dan Diva. Yang tidak nyata adalah Dhimas dan Ruben. Ketiga, yang nyata adalah Dhimas, Ruben, Ferre, Ranna dan Diva, tetapi sekaligus mereka adalah tokoh-tokoh yang tidak nyata.
Pertama, yang nyata adalah Dhimas dan Ruben. Ini memang mungkin tetapi pada akhir cerita mereka pun mempertanyakan kenyataan mereka. Mereka sendiri bahkan sadar mereka tidak mengingat nama belakang mereka sendiri.
Kedua, yang nyata adalah Ferre, Rana dan Diva. Ini tidak mungkin karena jelas-jelas mereka adalah sebuah karangan dari Dhimas dan Ruben. Setiap yang ditulis Dhimas dan Ruben terjadi persis apa yang mereka alami.
Ketiga, semua tokoh adalah nyata dan tidak nyata. Dengan berpegang bahwa Dhimas dan Ruben adalah nyata karena mereka dapat menghidupkan cerita yang mereka tulis. Namun sesungguhnya Ferre, Rana dan Diva juga nyata dan mereka hidup di alam yang nyata seperti Dhimas dan Ruben, jadi ada dua Ferre, Rana dan Diva. Satu dalam cerita Dhimas dan Ruben, satu lagi di alam nyata yang hidup bersama-sama dengan Dhimas dan Ruben. Kok bisa? Dari rangkaian cerita yang ditulis Dee. Ruben dan Dhimas kaget saat ternyata cerita itu seperti hidup sendiri, mereka juga menginginkan bahwa cerita itu harus jalan sendiri. Dee juga menulis meskipun tidak langsung bahwa ada kemungkinan dunia lain yang lain. Kemudian ada juga tentang dunia paralel dan keharusan untuk keluar dari lingkaran ‘ayam atau telur’.
Mungkin anda tidak mengerti apa yang saya tulis, jadi memang harus membaca novelnya dulu. Supernova adalah novel yang membuat pembacanya berfikir ulang tentang sistem kemapanan (Counterculture). Saya sendiri tidak suka pada hal-hal counterculture, menurut saya dunia ini memerlukan aturan-aturan, kalau tidak pasti akan chaos, dan aturan-aturan yang ada itu akan menjadi sebuah sistem. Sistem itulah yang membuat manusia di dunia ini dapat sejahtera. Keseluruhannya novel Dee ini bagus karena menyatukan fiksi, filsafat dan sains/fisika. Sangat unik.
Ini adalah beberapa tulisan dalam Supernova yang gw suka;
( + ) Tidakkah Anda ingin menemukan MAKNA hidup selagi Anda hidup? Itulah kebahagian yang sesungguhnya.
( - ) Sudah kumenangkan taruhan ini, bahkan dengan amat adil. Jauh sebelum kau menyerahkan kertas dan pensil. Karena rinduku menetes sebanyak titik gerimis. Tidak butuh kertas, atau corengan garis. Genggamlah jantungku dan hitung denyutannya… Sebanyak itulah aku merindukanmu, Puteri.
( * ) Kebahagian yang ingin kucapai ini akan bermutasi menjadi kebahagiaan lain. Akan ada saatnya diriku lebur dalam identitas baru. Orang-orang dan bahkan diriku sendiri akan lupa pada Rana yang hari ini. Rana mana yang sebenarnya kuinginkan terus hidup? Masih belum terlambatkah?
( / ) Puteri, lihatlah aku.
Aku melayang tinggi.
Menembus semua akal.
Cinta tak pernah jadi hantu.
Ia menjejak nyata di seluruh jagad raya.
Dan itulah Aku.
***
Anda mungkin binun juga kalau membaca novel ini; jadi sebenarnya siapa yang nyata dalam novel ini, Dhimas & Ruben atau Ferre, Rana & Diva (Sang Supernova)? Tujuan menulis blog ini adalah menyumbangkan opini saya. Tolong dikoreksi jika salah.
Untuk mengerti “Siapa yang nyata?” harus membaca novel Dunia Sophie (Sophie’s World) karangan Jostein Gaarder. Dalam novel ini tokoh utamanya adalah Sophie pada akhirnya ia sadar bahwa ia bukanlah manusia nyata tetapi sebuah pikiran di dalam seorang yang nyata (Mayor). Novel karangan Dee ini mirip sekali dengan Dunia Sophie dengan menggabungkan fiksi dan Sains dan sebuah pertanyaan pada saat selesai membaca, “Siapakah yang nyata?” Memancing kita pembacanya bertanya “kalau begitu apakah kita juga nyata?”
Sesudah saya membaca Supernova ada 3 kemungkinan tentang “siapa yang nyata?” Pertama, yang nyata adalah Dhimas dan Ruben. Yang tidak nyata adalah Ferre, Rana dan Diva. Kedua, yang nyata adalah Ferre, Rana dan Diva. Yang tidak nyata adalah Dhimas dan Ruben. Ketiga, yang nyata adalah Dhimas, Ruben, Ferre, Ranna dan Diva, tetapi sekaligus mereka adalah tokoh-tokoh yang tidak nyata.
Pertama, yang nyata adalah Dhimas dan Ruben. Ini memang mungkin tetapi pada akhir cerita mereka pun mempertanyakan kenyataan mereka. Mereka sendiri bahkan sadar mereka tidak mengingat nama belakang mereka sendiri.
Kedua, yang nyata adalah Ferre, Rana dan Diva. Ini tidak mungkin karena jelas-jelas mereka adalah sebuah karangan dari Dhimas dan Ruben. Setiap yang ditulis Dhimas dan Ruben terjadi persis apa yang mereka alami.
Ketiga, semua tokoh adalah nyata dan tidak nyata. Dengan berpegang bahwa Dhimas dan Ruben adalah nyata karena mereka dapat menghidupkan cerita yang mereka tulis. Namun sesungguhnya Ferre, Rana dan Diva juga nyata dan mereka hidup di alam yang nyata seperti Dhimas dan Ruben, jadi ada dua Ferre, Rana dan Diva. Satu dalam cerita Dhimas dan Ruben, satu lagi di alam nyata yang hidup bersama-sama dengan Dhimas dan Ruben. Kok bisa? Dari rangkaian cerita yang ditulis Dee. Ruben dan Dhimas kaget saat ternyata cerita itu seperti hidup sendiri, mereka juga menginginkan bahwa cerita itu harus jalan sendiri. Dee juga menulis meskipun tidak langsung bahwa ada kemungkinan dunia lain yang lain. Kemudian ada juga tentang dunia paralel dan keharusan untuk keluar dari lingkaran ‘ayam atau telur’.
Mungkin anda tidak mengerti apa yang saya tulis, jadi memang harus membaca novelnya dulu. Supernova adalah novel yang membuat pembacanya berfikir ulang tentang sistem kemapanan (Counterculture). Saya sendiri tidak suka pada hal-hal counterculture, menurut saya dunia ini memerlukan aturan-aturan, kalau tidak pasti akan chaos, dan aturan-aturan yang ada itu akan menjadi sebuah sistem. Sistem itulah yang membuat manusia di dunia ini dapat sejahtera. Keseluruhannya novel Dee ini bagus karena menyatukan fiksi, filsafat dan sains/fisika. Sangat unik.
Ini adalah beberapa tulisan dalam Supernova yang gw suka;
( + ) Tidakkah Anda ingin menemukan MAKNA hidup selagi Anda hidup? Itulah kebahagian yang sesungguhnya.
( - ) Sudah kumenangkan taruhan ini, bahkan dengan amat adil. Jauh sebelum kau menyerahkan kertas dan pensil. Karena rinduku menetes sebanyak titik gerimis. Tidak butuh kertas, atau corengan garis. Genggamlah jantungku dan hitung denyutannya… Sebanyak itulah aku merindukanmu, Puteri.
( * ) Kebahagian yang ingin kucapai ini akan bermutasi menjadi kebahagiaan lain. Akan ada saatnya diriku lebur dalam identitas baru. Orang-orang dan bahkan diriku sendiri akan lupa pada Rana yang hari ini. Rana mana yang sebenarnya kuinginkan terus hidup? Masih belum terlambatkah?
( / ) Puteri, lihatlah aku.
Aku melayang tinggi.
Menembus semua akal.
Cinta tak pernah jadi hantu.
Ia menjejak nyata di seluruh jagad raya.
Dan itulah Aku.
***
Komentar
Posting Komentar